Selasa, 15 Desember 2015

Teknik Bimbingan dan Konseling dalam Menyelesaikan Ragam Permasalahan Pribadi Sosial di MI

ABSTRAK: Bimbingan dan konseling dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada peserta didik. Permasalahan yang dialami peserta didik dibedakan menjadi permasalahan pribadi dan permasalahan sosial. Bimbingan pribadi bisa dimaknai sebagai suatu bantuan dari pembimbing kepada terbimbing agar dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik. Sedangkan bimbingan sosial bermakna suatu bimbingan atau bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah sosial seperti pergaulan, penyelesaian masalah konflik, penyesuaian diri dan sebagainya. Dalam menyelesaikan permasalahan pribadi dan sosial ada beberapa teknik bimbingan dan konseling yang dapat digunakan, antara lain: Perilaku attending, empati, teknik bertanya, dorongan minimal (minimal encouragement), teknik mengarahkan (directing), teknik focus, menjernihkan (clarifying), memudahkan (facilitating), mengambil inisiatif, memberi nasehat, dan menyimpulkan. Dalam menyelesaikan ragam permasalahan yang dialami peserta didik membutuhkan teknik yang tidak mudah, diperlukan pembiasaan terhadap macam-macam teknik yang ada, supaya konselor mahir dalam kerja praktiknya.
Kata Kunci: Teknik bimbingan konseling dan ragam permasalahan pribadi sosial

PENDAHULUAN
Setiap sekolah pasti membutuhkan layanan bimbingan dan konseling untuk mengatasi masalah yang terjadi pada peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah bukan hanya menangani permasalahan yang dialami oleh peserta didik, akan tetapi dapat pula digunakan untuk memahami karakteristik setiap peserta didik serta dapat mengajarkan cara menyelesaikan suatu masalah dengan baik kepada peserta didik.
Permasalahan yang dialami oleh peserta didik berbeda-beda, seperti permasalahan yang berhubungan dengan dirinya sendiri, dengan keluarganya, atau dengan teman-temannya. Apabila permasalahan perserta didik dibiarkan begitu saja, maka akan berakibat buruk pada peserta didik tersebut. Oleh karena itu layanan bimbingan dan konseling dapat membantu untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Dalam pelayanannya bimbingan dan konseling dapat disesuaikan dengan permasalahan yang dialami, apabila permasalahannya berhubungan dengan dirinya sendiri dapat digunakan bimbingan konseling pribadi, dan apabila permasalahannya berhubungan dengan sekelilingnya dapat digunakan bimbingan konseling sosial. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengambil judul “Teknik Bimbingan dan Konseling dalam Menyelesaikan Ragam Permasalahan Pribadi Sosial di MI”.
Adapun rumusan masalah dalam penulisan artikel ini adalah bagaimana ragam permasalahan pribadi sosial dan bagaimana teknik bimbingan konseling pribadi sosial. Hal tersebut penting untuk dikaji karena dalam menyelesaikan ragam permasalahan yang dialami peserta didik membutuhkan teknik yang tidak mudah, diperlukan pembiasaan terhadap macam-macam teknik yang ada, supaya konselor mahir dalam kerja praktiknya. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ragam permasalahan pribadi sosial dan mengetahui teknik bimbingan konseling pribadi sosial.

PEMBAHASAN
Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial
Bimbingan merupakan upaya untuk membantu individu  berkembang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya secara bertahap dalam proses yang matang. Rochman Natawidjaja (Syamsu Yusuf, 2009: 38) mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.
W.S. Winkel (1991: 124) mendefinisikan bimbingan sebagai pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijkasana dan dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan hidup. Prayitno (1987:35) mendefinisikan bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang (individu) atau sekelompok orang agar mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri.
Sedangkan konseling menurut M. Bahri Musthofa (2002: 4) yaitu peroses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien (dalam hal ini adalah peserta didik).
Dalam bimbingan konseling terdapat dua bagian, yaitu bimbingan konseling pribadi dan bimbingan konseling sosial. Ahmad Rohani (2004: 96) menyatakan bahwa bimbingan pribadi bisa dimaknai sebagai suatu bantuan dari pembimbing kepada terbimbing (individu) agar dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik.
Sedangkan Syaiful Bahri dan Aswan Zain (1996: 75) menyatakan bimbingan sosial bermakna suatu bimbingan atau bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah sosial seperti pergaulan, penyelesaian masalah konflik, penyesuaian diri dan sebagainya. Bimbingan sosial juga bermakna suatu bimbingan atau bantuan dari pembimbing kepada individu agar dapat mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan konseling pribadi dan sosial merupakan upaya layanan yang diberikan kepada siswa agar mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dialaminya, baik yang bersifat pribadi maupun bersifat sosial, sehingga mampu membina hubungan sosial yang harmonis di lingkungannya.
Ragam Permasalahan Pribadi Sosial
Secara umum, masalah yang terhimpun dalam persoalan pribadi sosial meliputi masalah hubungan ineraksi dengan orang lain (orangtua, saudara, teman, guru, dan masyarakat), masalah pengaturan diri baik dalam bidang kerohanian, perawatan diri (jasmani dan rohani), penyelesaian konflik, dan sebagainya.
1. Masalah-masalah yang berkaitan dengan bidang pribadi :
a. Ketakwaan kepada Allah SWT, mencakup : Kurang motivasi untuk mempelajari agama sebagai pedoman hidup, kurang memahami bahwa agama sebagai pedoman hidup, kurang memiliki kesadaran bahwa setiap perbuatan manusia diawasi oleh Tuhan, masih merasa malas untuk melaksanakan shalat, dan kurang memiliki kemampuan untuk bersabar dan bersyukur.
b. Perolehan sistem nilai, meliputi: Masih memiliki kebiasaan berbohong, masih memiliki kebiasaan mencontek, dan kurang berdisiplin (khususnya memelihara kebersihan).
c. Kemandirian emosional, meliputi: Belum mampu membebaskan diri dari perasaan atau perilaku kekanak-kanakan, belum mampu menghormati orang tua atau orang lain secara ikhlas, masih kurang mampu menghadapi atau mengatasi situasi frustrasi (stress) secara positif.
d. Pengembangan keterampilan intelektual, meliputi: masih kurang mampu mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang matang, masih suka melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan baik-buruknya, untung-ruginya.
e. Menerima diri dan mengembangkan secara efektif, meliputi: Kurang merasa bangga dengan keadaan diri sendiri, merasa rendah diri apabila bergaul dengan orang lain yang mempunyai kelebihan.
2. Masalah-masalah yang berkaitan dengan bidang sosial :
a. Berperilaku sosial yang bertanggung jawab, meliputi: Kurang menyenangi kritikan orang lain, kurang memahami tata karma (etika) pergaulan, kurang berpartisipasi dalam kegiatan sosial, baik di sekolah maupun di masyarakat.
b. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, meliputi: Merasa malu untuk berteman dengan lawan jenis, merasa tidak senang kepada teman yang suka mengkritik.
Teknik Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial
Teknik adalah cara, langkah atau metode yang dilakukan utuk mencapai suatu tujuan. Tohirin (2013: 305) mendefinisikan teknik bimbingan konseling pribadi dan sosial adalah cara-cara tertentu yang digunakan oleh seorang konselor dalam proses konseling untuk membantu klien agar berkembang potensinya serta mampu menguasai masalah yang dihadapi dengan mempertimbangkan kondisi lingkungannya yakni nilai sosial, budaya dan agama.
Bagi seorang konselor, menguasai teknik-teknik dalam bimbingan konseling merupakan hal yang sangat penting, agar dapat menangani sesuatu yang dikeluhkan atau dialami oleh kliennya, teknik dalam konseling, yaitu :
1. Perilaku Attending: Attending merupakan upaya konselor menghampiri klien yang diwujudkan dalam bentuk perilaku seperti kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Dengan begitu konselor akan mudah untuk membuat klien dalam pembicaraan dan terbuka, sehingga akan mengakibatkan: Meningkatkan harga diri klien, menciptakan suasana yang aman dan akrab, mempermudah klien untuk mengekspresikan perasaannya dengan bebas.
2. Empati: Empati merupakan kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan oleh klien, merasa dan berpikir bersama klien. Empati harus dilakukan bersama attending, karena tanpa attending tidak akan ada empati. .
3. Teknik Bertanya: Sebagai seorang konselor harus memiliki keterampilan bertanya yang baik, agar dapat menduga apa yang telah dipikirkan klien. Menurut Dewa Ketut Sukardi (2002: 125) teknik ini dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Bertanya terbuka (open question), dalam teknik bertanya terbuka, klien bebas memberikan jawabannya.
b. Bertanya tertutup (closed question), teknik bertanya tertutup telah menggambarkan alternatif jawabannya, misalnya: ya atau tidak, setuju atau tidak setuju.
4. Dorongan Minimal (Minimal Encouragement): Dalam proses konseling, konselor harus mengupayakan agar klien terlibat dalam pembicaraan. Untuk itu konselor harus memberikan dorongan minimal kepada klien. Dorongan minimal adalah suatu dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang dikatakan klien seperti oh, ya, terus, lalu, dan. Teknik ini diberikan secara selektif, yaitu apabila klien menunjukkan tanda-tanda akan mengurangi atau menghentikan pembicaraan.
5. Teknik Mengarahkan (Directing): Upaya konselor dalam mengarahkan klien dapat dilakukan dengan menyuruh klien memerankan sesuatu (bermain peran) atau mengkhayalkan sesuatu.
6. Teknik Fokus: Konselor yang baik harus mampu membuat fokus melalui perhatiannya terhadap pembicaraan dengan klien. Teknik fokus akan membantu klien untuk memusatkan perhatiannya pada pokok pembicaraan.
7. Menjernihkan (Clarifying): Teknik ini dilakukan dengan cara konselor mengklarifikasi ucapan-ucapan klien yang tidak jelas, samar-samar, atau agak meragukan.
8. Memudahkan (Facilitating): Facilitating merupakan suatu teknik membuka komunikasi agar klien dengan mudah berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan, pikiran dan pengalamannya secara bebas.
9. Mengambil Inisiatif: Pengambilan inisiatif perlu dilakukan oleh konselor ketika klien kurang bersemangat untuk berbicara. Teknik ini dilakukan dengan cara konselor mengucapkan kata-kata yang mengajak klien untuk berinisiatif dalam menuntaskan diskusi.
10. Memberi Nasehat: Teknik ini dilakukan ketika klien membutuhkan nasehat, dan ketika konselor memberikan nasehatnya tidak boleh asal-asalan. Jadi nasehat yang diberikan kepada klien harus dipikirkan terlebih dahulu sehingga nantinya tidak menyesatkan atau salah arah dalam mengambil suatu keputusan.
11. Menyimpulkan: A.J. Nurihsan (2006: 95) mengatakan bahwa pada akhir sesi konseling, konselor bersama klien membuat suatu kesimpulan yang menyangkut:
a. Bagaimana keadaan perasaan klien saat ini terutama menyangkut kecemasannya akibat masalah yang dihadapinya.
b. Memantapkan rencana klien.
c. Pokok-pokok yang akan dibicarakan selanjutnya pada sesi berikut.

SIMPULAN
Bimbingan konseling pribadi dan sosial merupakan upaya layanan yang diberikan kepada siswa agar mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dialaminya, baik yang bersifat pribadi maupun bersifat sosial, sehingga mampu membina hubungan sosial yang harmonis di lingkungannya.
Ragam masalah pribadi meliputi: ketakwaan kepada Allah SWT, peroleh sistem nilai, kemandirian emosional, pengembangan keterampilan intelektua, serta menerima diri dan mengembangkannya secara ekeftif. Ragam masalah sosial meliputi: berperilaku sosial yang bertanggung jawab dan mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
Yang dimaksud teknik bimbingan konseling pribadi dan sosial adalah cara-cara tertentu yang digunakan oleh seorang konselor dalam proses konseling untuk membantu klien agar berkembang potensinya serta mampu menguasai masalah yang dihadapi dengan mempertimbangkan kondisi lingkungannya yakni nilai sosial, budaya dan agama. Bagi seorang konselor, menguasai teknik-teknik dalam bimbingan konseling merupakan hal yang sangat penting, agar dapat menangani sesuatu yang dikeluhkan atau dialami oleh kliennya. Dengan begitu konseling akan berjalan secara efektif dan efisien. Macam-macam teknik bimbingan konseling pribadi dan sosial, yaitu: Perilaku attending, empati, teknik bertanya, dorongan minimal (minimal encouragement), teknik mengarahkan (directing), teknik focus, menjernihkan (clarifying), memudahkan (facilitating), mengambil inisiatif, memberi nasehat, dan menyimpulkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar